Senua’s Saga: Hellblade II – Game Action Adventure yang Menyajikan Pengalaman Sinematik dan Mencekam

Belakangan ini, banyak game yang menonjolkan karakter perempuan tangguh sebagai protagonis utama, dan salah satu yang patut dicoba adalah Senua’s Saga: Hellblade II. Meskipun game ini mungkin belum terlalu dikenal di Indonesia karena hanya tersedia eksklusif di Xbox Series X|S dan PC, game ini bisa menjadi pilihan menarik yang layak dicoba pada 2025.

Hellblade II menyuguhkan pengalaman bermain yang berbeda dari kebanyakan game action-adventure lainnya, terutama dengan alur cerita yang linier. Dari awal hingga akhir permainan, kamu akan merasa seperti menonton film daripada bermain game. Selama pengalaman KINCIR memainkan game ini, atmosfer yang tercipta sangat kuat, hampir seperti menyaksikan petualangan Senua dalam menghadapi raksasa Illtauga sebagai antagonis utama. Visual yang dipertontonkan juga mendukung, dengan garis hitam di atas dan bawah layar mirip seperti tampilan bioskop.

Transisi antara adegan sinematik dan gameplay pun sangat mulus, hampir tak terasa perbedaannya. Satu-satunya cara untuk membedakan keduanya adalah dengan melihat respons Senua terhadap input gerakan dari controller.

Meskipun game ini bukanlah game open-world dan cenderung minim eksplorasi, hal tersebut justru memberikan daya tarik tersendiri. Setelah mencapai checkpoint tertentu, pemain tidak bisa kembali lagi, yang menambah kesan linier pada permainan. Setiap bagian cerita membawa Senua ke lokasi baru, sehingga pemain terfokus untuk melanjutkan alur cerita tanpa gangguan side quest. Bahkan, di paruh pertama permainan, KINCIR baru sadar bahwa game ini menyimpan collectibles yang tersebar di sepanjang permainan.

Sistem pertarungan dalam Hellblade II cukup sederhana dan mudah dipahami. Terdapat serangan ringan dan berat, serta mekanik dodge dan parry yang dapat digunakan dengan timing yang tepat. Senua juga memiliki kekuatan spesial bernama “Focus” yang memperlambat waktu, memudahkanmu dalam menyerang atau menghindari serangan musuh.

Dari segi visual, game ini tampil memukau, apalagi jika dimainkan dengan HDR untuk kualitas gambar yang tajam. Detil karakter-karakternya sangat mendalam, bahkan hingga ke aspek terkecil seperti gusi dan gigi yang sangat realistis. Mimik wajah dan gerakan tubuh karakter juga terbilang luar biasa berkat teknologi motion capture.

Namun, hal yang paling mencolok dan patut diacungi jempol adalah kualitas sound-nya. Meskipun bukan game horor, suasana mencekam berhasil dibangun lewat audio yang luar biasa. Suara-suara yang terdengar dalam kepala Senua berhasil membuat bulu kuduk berdiri, dengan suara yang menyemangati atau malah menambah tekanan mental yang bisa menggugah rasa takut, bahkan tanpa kehadiran elemen visual yang mengintimidasi.