Warhorse Studios dan PLAION akhirnya merilis Kingdom Come Deliverance 2, dan saya diberi kesempatan untuk mengulas gim ini setelah menunggu selama tujuh tahun! Waktu yang cukup panjang, namun setimpal dengan hasil yang sangat mengesankan.
Saat pertama kali mendengar tentang gim ini, saya sempat berpikir bahwa Kingdom Come Deliverance 2 hanya akan menjadi kelanjutan dari seri pertama yang cukup terkenal. Namun, setelah mencoba, saya bisa bilang bahwa game ini naik kelas dan menawarkan kualitas yang jauh lebih baik dibandingkan pendahulunya.
Kingdom Come Deliverance 2 adalah simulasi kehidupan di tahun 1403, penuh dengan petualangan yang memadukan realisme dan kebebasan luar biasa. Di sini, kita bisa naik kuda, mabuk, berpesta, melakukan aksi brutal, bertarung, berkeliling dunia sambil menikmati kehidupan sehari-hari, hingga membantu sesama—semuanya dengan detail yang luar biasa. Semua aktivitas ini mengulang dengan berbagai cara yang mengasyikkan.
Tentu saja, game ini sudah mengalami beberapa kali penundaan, termasuk preview online yang sempat tertunda, tapi sekarang kita akhirnya bisa menikmati rilis finalnya. Kingdom Come Deliverance 2 benar-benar mengubah ekspektasi saya terhadap game RPG Barat. Gim ini sukses menggambarkan dunia RPG modern yang memaksimalkan arti role-playing itu sendiri. Detailnya sangat mendalam, dan rasanya banyak game RPG besar lainnya kini terasa ketinggalan zaman.
Dalam ulasan ini, saya menguji game menggunakan AMD 5800X3D dan Gigabyte Aorus RTX 4080 Super, bermain di resolusi 4K dengan DLSS di pengaturan kualitas. Performanya luar biasa, tetap stabil dengan frame rate di atas 100 fps, bahkan saat saya menurunkan power limit ke 200 watt, performa tetap bisa dipertahankan di angka 90 fps. Ini sangat mengesankan, mengingat tempo pertempurannya yang lebih lambat.
Selain itu, penggunaan CryEngine dalam game ini sangat tepat, dengan detail visual yang luar biasa. Salah satu fitur paling mengesankan adalah subsurface scattering pada wajah karakter dan NPC yang membuat animasi wajah mereka terlihat sangat realistis. Meskipun begitu, ada beberapa limitasi, terutama terkait dengan representasi perang. Di era ini, perang lebih banyak berupa skirmish kecil ketimbang pertempuran besar, dan hal ini ditampilkan dengan cukup baik dalam game.