Tanpa BlizzCon 2025, Apa yang Direncanakan Blizzard untuk 2026?

BlizzCon dikenal sebagai acara tahunan yang sangat dinantikan oleh para penggemar game dari Blizzard Entertainment. Event ini menjadi ajang bagi developer untuk mengumumkan proyek terbaru, menghadirkan diskusi panel, serta mempertemukan komunitas pemain dari berbagai belahan dunia.

Namun, setelah BlizzCon 2024 dibatalkan, banyak penggemar berharap acara ini bisa kembali pada 2025. Sayangnya, harapan tersebut harus pupus setelah Blizzard mengonfirmasi bahwa BlizzCon 2025 juga tidak akan diselenggarakan. Lalu, apa alasan di balik keputusan ini?

BlizzCon 2025 Tidak Akan Digelar

Melalui pengumuman resmi di situs Blizzard, pihak pengembang menyampaikan bahwa BlizzCon merupakan bagian penting dari tradisi mereka. Acara ini tidak hanya sekadar pameran game, tetapi juga menjadi wadah bagi komunitas untuk berkumpul, berbagi pengalaman, serta menciptakan kenangan yang tak terlupakan.

“Kami telah menempuh perjalanan panjang sejak pertama kali mengadakan acara ini pada 2005. Dalam hampir dua dekade, BlizzCon terus mendorong kami untuk berinovasi, melampaui batas kreativitas, serta memberikan pengalaman yang hanya bisa dirasakan sekali seumur hidup. Oleh karena itu, penting bagi kami untuk menghadirkan acara yang benar-benar layak bagi komunitas kami.” – Blizzard Entertainment

Blizzard menekankan bahwa mereka ingin menghadirkan pengalaman yang lebih berkesan dan bermakna bagi seluruh peserta. Demi mewujudkan hal tersebut, mereka memutuskan untuk tidak menggelar BlizzCon pada tahun 2025.

BlizzCon Akan Kembali pada 2026

Meski tidak diadakan tahun depan, Blizzard memastikan bahwa BlizzCon akan kembali pada 2026. Berdasarkan pengumuman resmi, event ini akan digelar pada 12-13 September 2026 di Anaheim, California.

Acara ini akan menghadirkan berbagai konten menarik, termasuk:

  • Upacara pembukaan (Opening Ceremony) dengan pengumuman besar
  • Panel diskusi yang membahas detail pengembangan game
  • Darkmoon Faire, sebuah zona hiburan yang menjadi favorit penggemar
  • Kompetisi persahabatan bagi komunitas pemain
  • Hands-on gameplay, di mana peserta bisa mencoba game terbaru dari Blizzard

Dampak Pandemi dan Masa Depan BlizzCon

Sejak pandemi COVID-19 pada 2020, BlizzCon mengalami beberapa perubahan besar. Jika sebelumnya acara ini diadakan setiap tahun, kini event ini hanya berlangsung dua kali setelah pandemi:

  1. BlizzCon 2021, yang digelar secara online
  2. BlizzCon 2023, yang kembali digelar secara langsung

Pembatalan BlizzCon 2024 sempat mengecewakan penggemar, apalagi saat itu Blizzard belum memberikan kejelasan kapan acara akan kembali. Kini, dengan konfirmasi tanggal BlizzCon 2026, setidaknya komunitas bisa merasa lebih tenang karena event tahunan ini tidak benar-benar hilang.

Kesimpulan

Meskipun BlizzCon 2025 resmi dibatalkan, penggemar bisa mulai menantikan kembalinya event ini pada 2026 dengan persiapan yang lebih matang. Keputusan Blizzard ini menunjukkan bahwa mereka ingin memastikan pengalaman terbaik bagi komunitas dan bukan sekadar mengadakan acara tahunan tanpa makna.

Bagaimana menurutmu? Apakah kamu kecewa dengan pembatalan ini atau justru lebih menantikan BlizzCon 2026 dengan harapan yang lebih tinggi?

Setelah Dapat Sindiran, PEGI Akhirnya Koreksi Rating Balatro

Game Balatro belakangan menjadi sorotan karena mendapatkan rating usia 18+ dari badan rating PEGI (Pan European Game Information), meskipun game ini sama sekali tidak mengandung unsur judi. Keputusan tersebut sempat menimbulkan kebingungan, baik di kalangan pemain maupun pengembangnya, LocalThunk. Bahkan, tim pengembang sempat menyindir PEGI terkait klasifikasi tersebut.

Namun, baru-baru ini PEGI akhirnya mengubah rating game Balatro. Penasaran bagaimana perubahan ini terjadi?

Rating Balatro Turun dari 18+ Menjadi 12+

Dalam pengumuman resmi di situs PEGI, badan rating tersebut menyatakan bahwa rating game Balatro kini berubah dari PEGI 18 menjadi PEGI 12. Keputusan ini diambil setelah adanya pengajuan banding dari pihak penerbit, Sold Out Sales & Marketing.

PEGI menjelaskan bahwa meskipun game ini menampilkan permainan kartu yang menyerupai poker, elemen roguelike deck-building yang menjadi inti gameplay-nya dipertimbangkan sebagai faktor yang tidak mendukung label usia dewasa. Oleh karena itu, Dewan Pengaduan akhirnya memutuskan untuk menurunkan rating usia menjadi PEGI 12.

Keputusan ini tentu menjadi angin segar bagi penggemar Balatro, terutama bagi mereka yang sebelumnya merasa bahwa rating 18+ terlalu berlebihan untuk game berbasis strategi kartu seperti ini.

Reaksi Developer LocalThunk

Mengetahui rating game mereka telah dikoreksi, tim pengembang Balatro langsung memberikan respons melalui akun resmi mereka di platform Bluesky.

Dalam unggahan tersebut, LocalThunk mengungkapkan rasa lega dan kebahagiaan atas perubahan rating yang dilakukan PEGI. Mereka berharap kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi badan rating agar lebih bijak dalam memberikan klasifikasi usia pada video game di masa depan. Dengan sistem penilaian yang lebih adil, para pengembang bisa lebih leluasa dalam berkarya tanpa terbebani oleh kesalahan klasifikasi yang merugikan.

Kesimpulan

Perubahan rating Balatro dari PEGI 18+ menjadi PEGI 12+ menjadi contoh bagaimana proses banding bisa memberikan hasil yang lebih adil bagi game yang mendapat klasifikasi tidak sesuai. Meski memiliki elemen kartu yang menyerupai poker, Balatro tetaplah game strategi berbasis roguelike deck-building, bukan permainan judi.

Dengan keputusan ini, kini lebih banyak pemain bisa menikmati Balatro tanpa terbatas oleh rating usia yang tidak sesuai. Bagaimana menurut kalian? Apakah keputusan PEGI ini sudah tepat? 🎮♠️

Terbaru! Ikuti Langkah Instalasi Downhill Domination PPSSPP 200MB untuk Android & iOS

Game klasik era PlayStation 2 (PS2) yang masih digemari hingga kini, Downhill Domination, akhirnya bisa dimainkan di perangkat mobile Android dan iOS. Bagi para penggemar game balap sepeda ekstrem ini, kini ada cara mudah untuk merasakan sensasi balap menantang tersebut di ponsel pintar. Melalui aplikasi PPSSPP, kamu bisa mengunduh dan memainkan Downhill Domination dengan ukuran file sekitar 200MB di perangkat mobile.

Mengenal Downhill Domination: Game Legendaris PS2

Downhill Domination adalah game balap sepeda yang pertama kali dirilis untuk PlayStation 2 pada tahun 2003. Dalam game ini, pemain dapat memilih karakter dan menempuh berbagai medan balapan yang menantang, dari pegunungan hingga hutan belantara. Ada beberapa mode permainan yang bisa dipilih, termasuk mode single player dan multiplayer yang memungkinkan pemain bersaing dengan teman-teman. Selain itu, pemain juga bisa menyesuaikan pengaturan permainan sesuai keinginan, seperti tingkat kesulitan dan pengaturan item.

Meski sudah cukup lama sejak perilisannya, Downhill Domination tetap memiliki tempat di hati para penggemarnya. Dengan gameplay yang cepat, penuh aksi, dan menantang, game ini sukses menjadi favorit banyak orang. Kini, bagi yang ingin bernostalgia dengan game legendaris ini, tersedia cara untuk memainkannya di perangkat Android dan iOS melalui emulator PPSSPP.

PPSSPP: Emulator Game PlayStation di Perangkat Mobile

PPSSPP (PlayStation Portable Simulator Suitable for Playing Portably) adalah emulator yang memungkinkan kamu memainkan game PlayStation Portable (PSP) dan PS2 di berbagai perangkat, seperti Windows, macOS, Linux, iOS, dan Android. Aplikasi PPSSPP ini dapat diunduh secara gratis dan menawarkan pengalaman bermain game PlayStation langsung di ponsel pintar tanpa perlu perangkat konsol.

Setelah mengunduh dan menginstal PPSSPP, kamu dapat mulai memainkan game PS2 favorit, termasuk Downhill Domination. Berikut adalah langkah-langkah lengkap untuk mengunduh dan menginstal game ini di perangkat Android atau iOS.

Langkah-langkah Mengunduh PPSSPP dan Downhill Domination

  1. Mengunduh PPSSPP di Android atau iOS:
    • Kunjungi Google Play Store jika menggunakan Android, atau App Store jika menggunakan iOS.
    • Cari aplikasi PPSSPP dan unduh secara gratis.
    • Setelah terunduh, install aplikasi tersebut di perangkatmu.
  2. Mengunduh dan Menginstal Downhill Domination:
    • Cari file ISO/CSO Downhill Domination (200MB) di browser perangkatmu. Kamu bisa menggunakan kata kunci “Downhill Domination ISO 200MB” untuk menemukan file yang tepat.
    • Pilih situs download yang tepercaya dan unduh file ISO/CSO tersebut.
    • Jika file yang diunduh dalam format ZIP atau RAR, gunakan aplikasi seperti ZArchiver atau RAR Extractor untuk mengekstraknya.
    • Buka aplikasi PPSSPP, pilih menu Games, dan cari folder tempat file ISO/CSO tersebut disimpan.
    • Klik file tersebut dan langsung mulai bermain!

Rekomendasi Setting PPSSPP Agar Permainan Lancar Tanpa Lag

Agar pengalaman bermain Downhill Domination semakin lancar tanpa hambatan, ada beberapa pengaturan yang bisa kamu sesuaikan di aplikasi PPSSPP:

  • Graphics Settings:
    • Backend: Vulkan atau OpenGL
    • Mode Rendering: Buffered Rendering
    • Frameskipping: Off
    • Postprocessing Shader: Off
  • System Settings:
    • Fast Memory: ON
    • I/O on Thread: ON
    • Change CPU Clock: 60 MHz atau 90 MHz
  • Audio Settings:
    • Enable Sound: ON
    • Low Latency: ON

Pengaturan ini akan membantu kamu menikmati permainan dengan lebih mulus, bahkan jika perangkatmu tidak memiliki spesifikasi tinggi.

Nikmati Sensasi Balap Sepeda Ekstrem di Ponselmu!

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kini kamu bisa menikmati game klasik Downhill Domination kapan saja dan di mana saja. Jangan lewatkan keseruan balapan sepeda di berbagai medan ekstrem ini hanya dengan menggunakan ponselmu. Dengan PPSSPP, nostalgia game PS2 kini semakin mudah diakses oleh semua kalangan. Selamat mencoba, dan nikmati sensasi balap sepeda yang penuh aksi ini langsung di genggaman tanganmu!

Suicide Squad: Mantan CEO Warner Bros Games Diduga Jadi Penyebab Kekacauan Proyek!

Mantan CEO Warner Bros Games, David Haddad, kini menjadi sorotan setelah laporan yang menyebutkan bahwa dirinya berperan besar dalam kegagalan game Suicide Squad: Kill the Justice League. Game ini, yang dikembangkan oleh Rocksteady, mendapat sambutan negatif setelah dirilis, meskipun awalnya diharapkan bisa meraih kesuksesan besar di pasaran. Namun, kabar buruk ini tidak hanya berdampak pada game tersebut, tetapi juga pada berbagai proyek lainnya yang ada di bawah naungan Warner Bros Games.

Laporan yang disampaikan oleh Bloomberg mengungkapkan bahwa David Haddad menginvestasikan jumlah yang sangat besar untuk mendanai pengembangan Suicide Squad: Kill the Justice League. Keyakinannya bahwa game ini akan menjadi hits dan menghasilkan miliaran dolar ternyata tidak sesuai harapan. Bahkan, hal ini berujung pada kerugian finansial besar bagi Warner Bros, yang akhirnya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk melakukan perbaikan.

Selama masa kepemimpinan Haddad, beberapa masalah besar muncul. Salah satunya adalah kurangnya visi yang jelas dalam arah pengembangan produk. Hal ini menyebabkan ketidakharmonisan di dalam tim, reorganisasi staf yang menghabiskan banyak waktu, serta kehilangan beberapa karyawan kunci. Beberapa keputusan manajerial yang kurang tepat, termasuk membelanjakan ratusan juta dolar untuk proyek yang tidak membuahkan hasil, turut memperburuk situasi.

Salah satu kontroversi utama terkait dengan Suicide Squad: Kill the Justice League adalah keputusan untuk mengubah genre game tersebut. Tim Rocksteady, yang sebelumnya dikenal dengan keberhasilannya dalam menciptakan game-game single-player yang mendalam seperti Batman: Arkham Series, harus mengalihkan fokus mereka untuk mengembangkan game multiplayer shooter. Keputusan ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pengembang, yang puncaknya membuat dua tokoh kunci, Jamie Walker dan Sefton Hill, keluar untuk mendirikan studio mereka sendiri. Namun, meskipun ada perbedaan pendapat, Haddad tetap mendesak agar game tersebut menjadi live service, yang pada akhirnya justru membuat proses pengembangan menjadi lebih berantakan.

Tak hanya itu, banyak staf di Warner Bros Games mengungkapkan bahwa David Haddad tidak pernah terlibat langsung dalam budaya video game itu sendiri. Beberapa rekan kerjanya bahkan menyebutnya sebagai seorang eksekutif yang tidak terlihat pernah menghabiskan waktu untuk bermain game, membuatnya sulit untuk berdiskusi tentang produk-produk video game yang mereka kembangkan. Keputusan-keputusan yang diambil pun terkesan lambat dan sering kali membuat tim merasa tidak pasti mengenai arah proyek mereka.

Kegagalan ini tidak hanya memengaruhi Suicide Squad, tetapi juga proyek lainnya seperti Multiversus, yang juga mendapat kritik keras dari pemain. Semua ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang kurang paham tentang industri video game dapat berisiko besar bagi perkembangan perusahaan dan produk yang mereka buat.

Dari berbagai permasalahan yang timbul, jelas bahwa peran seorang pemimpin yang memahami dan terlibat langsung dalam dunia yang mereka pimpin sangat penting. Kini, Warner Bros Games harus berbenah untuk memperbaiki citra dan produk mereka yang terdampak oleh keputusan-keputusan yang diambil selama masa kepemimpinan David Haddad.